SKK Migas Pastikan Mayoritas Pembeli LNG Blok Masela adalah BUMN
![]() |
Kargo LNG./dok. Humas RI/Dals |
“Kami sudah mencatat pesanan LNG dari PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pertamina Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN, serta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. HoA diharapkan dapat diteken dalam acara IPA [Indonesian Petroleum Association] pada Mei tahun ini,” ujar Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, Selasa (25/2/2025).
FID Blok Masela Segera Dibahas, Inpex Diminta Percepat Investasi
Dalam keterangannya, Djoko juga memastikan bahwa proses keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) Blok Masela akan mulai dibahas pada April 2025. Hal ini menyusul kepastian adanya offtaker LNG dari proyek Lapangan Abadi.
“Tadi pagi, manajemen Inpex datang ke SKK Migas dan melaporkan bahwa FID akan mulai dibahas pada April 2025,” ungkap Djoko, menepis kabar bahwa Inpex ingin menyelesaikan FID pada 2027.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan keputusan investasi ini bisa rampung pada kuartal IV-2025, lebih cepat dua tahun dari rencana Inpex yang baru menargetkan FID pada 2027. Djoko pun menyoroti keterlambatan ini sebagai tanda kurangnya komitmen perusahaan asal Jepang tersebut.
Dalam upaya mempercepat proyek ini, pemerintah telah mempercepat target produksi atau onstream LNG Lapangan Abadi menjadi pertengahan 2029 dari target awal tahun 2030.
“Lebih cepat lebih baik,” tegas Djoko.
Namun, berbeda dengan agenda pemerintah, Presiden/CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda dalam konferensi pers di Tokyo justru mengumumkan bahwa FID Blok Masela tetap ditargetkan rampung pada 2027 dengan produksi tetap dimulai pada awal 2030. Inpex berencana mengalokasikan investasi sebesar US$11,7 miliar di berbagai proyek, termasuk proyek LNG Ichthys di Australia.
“Gas alam dan LNG memiliki intensitas emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya dan akan memainkan peran penting dalam transisi energi,” kata Ueda dikutip dari Reuters.
![]() |
Ilustrasi Blok Masela/dok. Humas RI/Dals |
Saat ini, Inpex Masela Limited memegang 65% hak partisipasi di Blok Masela. Sebelumnya, sisa 35% hak partisipasi di blok ini dimiliki oleh Shell Upstream Overseas Services Ltd. Namun, per Juli 2023, kepemilikan tersebut telah dialihkan ke PT Pertamina Hulu Energi Masela dan Petrolian Nasional (Petronas) Masela Berhad dengan porsi masing-masing 20% dan 15%.
Dengan berbagai dinamika yang terjadi, proyek Blok Masela kini menjadi perhatian utama pemerintah guna memastikan investasi berjalan sesuai target. Apakah Inpex akan mempercepat investasinya atau tetap bertahan dengan jadwalnya sendiri? Semua akan terjawab dalam beberapa bulan mendatang.
Penulis: Dalas